Financial Technology di Indonesia : Ancaman Atau Peluang Bagi Industri Keuangan?

Fintech VS Bank

Semakin berkembangnya teknologi digital mendorong kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap akses finansial yang lebih baik. Hal ini mendorong bermunculannya financial technology startup sebagai vertikal bisnis baru. Secara global, financial technology terus berkembang ditandainya semakin meningkatnya jumlah investasi terhadap perusahaan financial technology. Sebagai gambaran, pada tahun 2014, jumlah investasi pada financial technology mencapai 12,24 miliar. Daya inovasi dan kemampuannya dalam menjangkau kebutuhan finansial yang belum terjangkau oleh industri keuangan khususnya industri perbankan, telah menimbulkan pertanyaan. Apakah Fintech ancaman atau peluang bagi industri keuangan?

Financial technology adalah perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi untuk membuat sistem keuangan menjadi lebih efisien. Pada dasarnya financial technologi terbagi menjadi beberapa tipe, berdasarkan layanan yang mereka sediakan. Ada perusahaan yang menyediakan jasa transfer uang seperti misalnya Squarecash, Venmo, TransferWise dan di Indonesia ada VeryFund. Ada fintech yang menyediakan jasa purchasing seperti misalnya Google Wallet, Paypal dan Square Order, dan di Indonesia ada Moka. Ada fintech yang menyediakan jasa tracking of spending seperti misalnya Bill Guard, DollarBird, dan di Indonesia ada Jojonomic. Ada fintech yang menyediakan investasi seperti misalnya Wealth Front, Betterment, dan di Indonesia adalah Bareksa.com. Ada yang menyediakan jasa borrowing seperti misalnya Prosper, Lending Club, Affirm dan di Indonesia ada Uang Teman.

Di Indonesia sendiri ada Fintech Indonesia, asosiasi penyelenggara jasa teknologi finansial. Anggotanya adalah bareksa, cekaja.com, veritrans, doku wallet, kartuku, mandiri ecash, dan lain sebagainya. Kehadiran fintech bahkan diyakini akan merubah dunia finansial. Pasalnya seiring dengan terus meningkatnya jumlah pengguna internet, dan mobile phone, pangsa pasar yang diambil fintech (sektor moda pembayaran) adalah sangat luas jumlahnya, karena metode pembayaran mencakup semua ekonomi. Mungkin karena alasan inilah fintech terlihat sebagai ancaman yang membahayakan.

Di Indonesia sendiri walaupun financial technology menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, namun secara porsi keseluruhan belum bisa menggeser peran industri perbankan sebagai legacy dan incumbent di industri keuangan. Keunggulan financial technology pada informasi teknologi yang inovatif juga dibarengi dengan sejumlah kekurangan diantaranya kurangnya manajemen risiko, kesulitan dalam permodalan dan belum terlalu dipercaya oleh masyarakat.

Sementara industri perbankan memiliki keunggulan dari sisi kepercayaan masyarakat. Industri perbankan juga telah berkembang dan berevolusi dengan mengkombinasikan keunggulan jaringan fisik dan jaringan digital. Berbeda dengan financial technology, industri perbankan jelas jauh lebih stabil karena diawasi oleh regulator, dan memiliki tata kelola perusahaan serta manajemen risiko yang lebih diuji. Menarik bagaimana kita melihat kedepannya jika seandainya perusahaan financial technology jika dibebankan pada kewajiban memenuhi kepatuhan pada peraturan yang rigid. Menarik juga sejauh mana kekuatan para venture capitalist dalam memberikan sokongan permodalan bagi perusahan financial technology tersebut.

Sejatinya, dengan berbagai kekurangan dan kelebihan yang dimiliki terdapat potensi yang sangat besar jika kedua industri tersebut bersatu. Industri perbankan sebagai lembaga keuangan yang jauh lebih mapan seharusnya bisa merangkul perusahaan-perusahaan financial technology. Hemat saya, berkompetisi secara langsung dengan fintech bukanlah langkah yang bijak. Sinergi antara kedua industri tersebut dapat mendorong peningkatan performance dari masing-masing industri. Khusus bagi industri perbankan, sinergi dengan financial technology dapat mendorong bank untuk menjadi lebih efisien dan lebih inklusif.

 

Colek Saya di @RojiHasan dan Fakhrurroji Hasan

3 thoughts on “Financial Technology di Indonesia : Ancaman Atau Peluang Bagi Industri Keuangan?

    • Pengaruhnya terletak pada gaya hidup masyarakat yang sudah semakin terkoneksi dengan gadget untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Membayar tagihan pakai aplikasi, semuanya pakai aplikasi. Artinya perkembangan teknologi digital sangat mungkin menghapus kebutuhan akan layanan secara fisik (mendatangi bank untuk melakukan pembayaran misalnya).

      Like

  1. Betul, saya pikir keyword “sinergi” itulah yang membuat BCA membuat FINHACKS pada April 2016 yang lalu dan BRI menyusul dengan BRI DIGITAL CHALLANGE di Oktober 2016. Jika tidak, bisa jadi seperti salah satu gambaran MX Technology di slideshare.net, seakan-akan lapisan-lapisan layanan perbankan mulai di gerogoti ikan-ikan Fintech..hahaha … good writing Pak bro …salam kenal

    Like

Leave a comment